Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan faktor obesitas dan kurang aktivitas fisik menyumbang 30% risiko terjadinya kanker. Berdasarkan penelitian, terdapat hubungan antara kanker dengan berat badan berlebih, diet tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.
"Jenis penyakit kanker yang timbul akibat faktor risiko ini adalah kanker kerongkongan (oesophagus), ginjal, rahim (endometrium), pankreas, payudara, dan usus besar," tutur Menteri Kesehatan (Menkes) Dr dr Siti Fadilah Supari, SP.JP(K) saat membuka seminar kesehatan bagi anak-anak SD dan SMP di Departemen Kesehatan, Jakarta, pekan lalu.
Ditambahkan Menkes, perlu adanya upaya bersama untuk mencegah faktor risiko kanker dengan mengampanyekan aktivitas fisik dan diet yang seimbang bagi masyarakat, terutama bagi anakanak sebagai penerus bangsa.
Saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan berlebihan (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta di antaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas.
"Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, prevelansi nasional obesitas umum pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun adalah 10,3% (lakilaki 13,9%, perempuan 23,8%). Sementara prevelansi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun," ucapnya.
Karena itu, Menkes menyebutkan, perlu terus mengampanyekan untuk menjaga keseimbangan antara energi (kalori) yang didapat dengan energi yang dikeluarkan. Melakukan perubahan kebiasaan sedentary atau hanya duduk-duduk tanpa aktivitas fisik semakin luas seiring perkembangan dan ilmu teknologi. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya angka obesitas dengan mengimbangkan aktivitas fisik yang cukup.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Fransiska R Zakaria, MSc, mengatakan dengan melakukan program diet yang tepat dan seimbang, maka bisa mencegah kanker.
"Makanan yang mengandung bahan karsinogen harus dihindari seperti sate karena melalui proses pembakaran. Jika makanan tersebut masuk ke dalam tubuh kita, maka akan menggerogoti tubuh kita," ucap Fransiska yang juga staf pengajar Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB tersebut.
Dia menuturkan, para ilmuwan sudah membuktikan bahwa berat badan yang berlebih akan meningkatkan risiko kanker. Para ilmuwan sendiri menemukan bukti yang meyakinkan bahwa lemak yang berlebih merupakan penyebab kanker usus, kanker payudara (khusus bagi kaum wanita yang telah menopause), kanker oesophagus (saluran pencernaan antara tenggorokan dan lambung), kanker pankreas, kanker rahim, dan kanker ginjal.
Karena itu, Fransiska menyebutkan, melakukan diet tepat yang sehat dan seimbang merupakan langkah awal terhindar dari kanker. Misalnya dengan menghindari makanan yang mengandung lemak lebih dari 10%.
"Pilihlah makanan yang direbus, berkuah, atau ditim serta kurangi makanan yang terlalu asin atau makanan yang diawetkan dengan garam," pesannya.
Ditambahkan pula, bisa pula menerapkan pola hidup Go Green! yaitu banyak mengonsumsi sayuran atau teh hijau.
Label: Kesehatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar