Film Terowongan Rumah Sakit

on Sabtu, 07 Maret 2009


Di Balik Layar "Terowongan Rumah Sakit"


Sinopsis
Dinar gadis usia 18 tahun dirawat disebuah rumah sakit karena penyakit asma yang telah diderita bertahun lamanya. Sudah 3 hari Dinar dirawat tapi tampak hanya Dinar yang ada diruang rawat atau sesekali terlihat suster rumah sakit sekedar memeriksa Dinar atau menjenguknya. Perasaan sepi benar–benar dirasakan Dinar tanpa ditemani kedua orang tuanya, Papa Dinar (Mordako) sibuk mengurus bisnisnya di Eropa sementara Mama Dinar (Laila) sibuk engga menentu bahkan selama Dinar dirawat. Laila hanya datang sekali waktu, itupun hanya sebentar. Dalam pikiran Dinar seolah kedua orang tuanya telah pasrah akan penyakit yang diderita Dinar bahkan mungkin dalam pikiran Dinar jika penyakit yang telah menahun ini akan merenggut nyawanya. Dinar berusaha untuk survival dan tidak mengumpat atas sikap kedua orang tuanya. Dinar hanya merasa dia telah membawa beban dan tidak mau lagi membuat repot kedua orang tuanya.

Sesekali Dinar ditemani Akila teman sebangku Dinar. Akila yang selalu membawakan makanan kesukaan Dinar walaupun harus sembunyi–sembunyi dari dokter atau suster jaga, tentu karena makanan yang dibawa Akila suatu pantangan bagi penyakit yang diderita Dinar dari Sushi, spaghetti atau Ice cream yang siap Dinar lumat hingga dia tidak lagi peduli dengan penyakitnya. Hanya Akila teman bicara Dinar jika sore datang bergerak malam Dinar kembali merasakan kesepian itu.

Suatu malam saat Dinar tertidur kembali menahan rasa sakit yang benar–benar sangat sesak, sudah 2 hari Dinar tidak mengalami kambuhnya asma yang diderita Dinar pada malam ketiga nafas Dinar tersengal–sengal. Dinar tampak tertidur terlentang menahan sesak seolah ada yang menghimpit tubunya, Dinar tampak kaku tak bergerak karena tubuhnya pun susah untuk bergerak saat penyakit itu datang, tampak beberapa dokter dan suster panik memberikan pertolongan pada Dinar.

Suasana rumah sakit yang tampak sepi, Dinar terbangun dari tidur sayup terdengar suara sepasang manusia ribut di sebelah kamar ruang rawatnya. Dinar lalu bangkit memastikan asal suara, perih seperti menyayat suara perempuan menangis sementara suara laki–laki membentak wanita itu lalu tiba – tiba saja Dinar dikagetkan oleh suara tembok yang dipukul tepat di sisi telinganya yang ditempelkan di tembok untuk menguping kejadian di sebelah. Suara rebut–rebut makin terdengar jelas, terdengar oleh Dinar, perempuan itu minta tolong! Cepat Dinar berlari menuju ruang rawat sebelah tapi Dinar tidak menemukan siapapun bahkan ruangan itu tampak gelap. Dinar terus berusaha melihat kedalam ruangan hingga seorang suster datang mengagetkan Dinar.

Malam yang sangat mencekam bagi Dinar hingga malam–malam berikutnya. Dinar mengalami hal yang sama, itu diceritakan Dinar pada Akila yang bergidik ngeri mendengar apa yang diceritakan Dinar. Sebuah teropong dihadiahi Akila pada Dinar, teropong itu sebagai teman bagi Wedar supaya tidak menguping pembicaraan yang ada di sebelah kamarnya, karena minggu depan Akila akan disibukkan dengan ujian semester.

Bimo seratus persen sempurna bagi kaum hawa, bukan saja tampangnya yang keren tapi juga tampak flamboyan. Tepatnya usia Bimo 18 tahun, tapi dari gaya bicaranya yang khas tampak jelas Bimo pria yang baik dan bertanggung jawab. Bimo datang untuk menjenguk Dinar dengan berjuta kejutan. Apalagi setelah Bimo tahu Dinar hampir 2 minggu lamanya dirawat dirumah sakit cepat Bimo menunjukkan rasa kepeduliannya. Hari–hari dirumah sakit dilewati tanpa perubahan apa–apa bagi Dinar, tiap hari setiap jam 1.07 malam selalu sesak nafasnya itu kambuh karena jam itulah waktu kelahirannya Dinar. Dalam kesendirian yang dihadapi Dinar sesekali Dinar memainkan teropong yang diberi oleh Akila, lewat teropong itu tanpa sengaja Dinar melihat seorang perempuan yang menggendong bayinya memasuki terowongan yang ada dilantai dasar.

Tepatnya Dinar berada di lantai 2 rumah sakit tampak sebuah lorong yang sepi dari penglihatan Dinar yang berjarak sekitar 50 meter dari jarak pantau yang dilakukan dengan teropongnya. Justru yang membuat Dinar ketakutan adalah terror ruang rawat sebelah yang terus menghantuinya, apalagi setelah Dinar berhasil melihat ke dalam ruangan ruang rawat sebelah dalam kegelapan Dinar melihat sepasang manusia yang satu usia matang, sekitar 30 tahun dan seorang Ibu muda yang menggendong bayi. Penglihatan ini membuat Dinar melakukan investigasi dirumah sakit yang sangat sepi tetapi anehnya setiap Dinar menanyakan tentang ruang sebelah pada suster dan penjaga Rumah Sakit, mereka selalu bilang bahkan meyakinkan Dinar jika diruang sebelah tidak ada orang atau pasien. Dinar menangkap setiap reaksi para dokter dan suster rumah sakit yang merahasiakan peristiwa apa yang ada di ruang rawat sebelah.

Hari–hari yang dilewati Dinar makin mencekam, itu tampak jelas di wajah Dinar saat menceritakannya pada Bimo. Tak semudah itu Bimo percaya bahkan Bimo menganggap Dinar terjangkit stress karena penyakitnya yang juga tidak sembuh. Suatu ketika Dinar kembali melihat ke arah lorong Rumah Sakit dengan teropong, Dinar melihat jelas orang yang sama dengan kamar sebelah, Ibu muda yang menggendong bayi.

Terowongan itu sangat gelap karena sama sekali tidak diterangi lampu sedikitpun. Dan juga sangat sepi. Dinar mengikuti Ibu itu sampai akhirnya tersambung pada taman kecil di belakang Rumah Sakit. Dinar tak semudah itu percaya nalurinya tetap ingin mengetahui ada hubungan apa antara rumah sakit, khususnya ruang sebelah dengan rumah tua yang penuh misteri itu. Karena Dinar melihat peristiwa yang sama antara kamar rawat sebelah dengan yang dilihatnya dengan peristiwa terowongan yang tak jauh dari rumah sakit.

Terror–terror yang menakutkan mulai dihadapi Dinar bahkan Dinar merasakan terror–terror arwah perempuan membawa bayi itu punya korelasi yang kuat dengan dirinya, itu terbukti setelah Dinar tahu kematian papanya beberapa hari yang lalu. Kematian Papa Dinar yang penuh misteri. Hal yang membingungkan bagi Dinar saat Bimo dan Akila menghilang dari kehidupannya. Dinar beranggapan jika Akila telah merebut Bimo darinya dan mereka sengaja menjauh dari kehidupan Dinar. Padahal kenyataannya sangat beda ketika Akila menjenguk Dinar suatu malam di rumah sakit saat penyakit asma Dinar kumat ternyata penyakit Dinar bukan penyakit asma yang sebenarnya tetapi Akila melihat sosok arwah perempuan menindihi tubuh Dinar, kejadian itu membuat Akila shock begitu juga dengan Bimo saat melihat arwah perempuan yang menindihi tubuh Dinar, Bimo berusaha mencari ada hubungan apa antara Dinar dan visionnya tentang seorang bapak dan Ibu muda yang menggendong bayi serta kematian kedua orang tua Dinar yang tidak wajar.

0 komentar:

Posting Komentar