Cinta bukanlah cinta jika tidak diungkapkan, ini menurut pendapat saya. Perihal bagaimana cara mengungkapkannya terserah pribadi masing-masing. Beberapa orang mungkin mempercayai bahwa tanpa perlu dikatakan maka seseorang yang dicintainya akan mengetahui isi hatinya, beberapa melihat hal seperti itu butuh ucapan atau kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Rasa cinta itu muncul, kadang sembunyi-sembunyi, kadang secara tiba-tiba. Kadang diketahui, kadang tak sengaja. Ketika kita mulai mencintai seseorang, atau sekedar menyukainya, kita sering bertanya-tanya “apakah ia juga menyukaiku?” yang tidak akan kita ketahui jawabannya sebelum yang bersangkutan mengutarakan rasa cintanya, atau jika kau mengutarakan rasa cintamu terlebih dulu sebelum dia membalas “aku juga suka kamu.” Dan sebelum semua itu diutarakan semuanya adalah tanda tanya, tanda tanya besar…
Kadang seseorang merasa kesulitan untuk mengungkapkan rasa cintanya, merasa rendah diri, minder, takut tersakiti. Itu semua wajar, wajar jika terjadi sampai batas kewajaran. Allah bisa karena biasa. Orang yang sudah berpuluh-puluh kali mengutarakan cintanya (dapat diistilahkan:nembak) tentu saja memiliki kemampuan yang berbeda dibandingkan dengan orang yang baru pertama kali melakukannya.
Saya bukan orang yang mahir dalam hal ini, terus terang saya pun kagok setiap kali mengutarakan perasaan saya. Terbata-bata, sedikit berkeringat dan jantung terasa berdegup lima bahkan tujuh kali lebih kuat. Saya hanya berpedoman “Ketika kita berani untuk jatuh cinta, kita juga harus berani sakit karenanya.” Dan setelah itu dijalani, setelah itu terlewati, anda akan merasa lega luar biasa. Tak peduli apapun jawabannya.
1 komentar:
test
Posting Komentar