Air terjun coban rondo

on Senin, 09 Maret 2009

Siang itu cuaca tidak begitu bersahabat dengan kita. Awan tebal menyelimuti kawasan Malang - Jawa Timur, sehingga jalanan terasa gelap. Ditambah lagi kabut putih turun menambah gelapnya siang itu. Menggunakan Kijang Rover, kami melesat menembus kabut putih dari kota malang menyusuri lereng-lereng curam. Tapi itu semua tidak menghalangi kami untuk pergi ke air terjun coban rondo. Perjalanan kurang lebih 1 jam dari kota malang. Lokasi air terjun berada di desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dengan jarak tempuh setengah jam dari pusat kota Malang.

Untuk masuk ke kawasan coban rondo, dikenakan biaya pada depan loket masuk lokasi sebesar Rp6.000,00/orang. Sesampai di tempat parkir, dengan berjalan sekitar 100 M kami telah berada di lokasi air terjun. Tidak sia-sia susah payah kami untuk menuju lokasi, semuanya terobati setelah melihat indahnya air terjun coban rondo.

Dari situs pengelola diketahui Legenda Air Terjun Coban Rondo, bermula dari sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan pernikahan. Mempelai wanita bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi, sedangkan mempelai pria bernama Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Setelah usia pernikahan mereka menginjak usia 36 hari atau disebut dengan Selapan (bahasa jawa). Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro, yang merupakan asal dari suami. Namun orang tua Anjarwati melarang kedua mempelai pergi karena usia pernikahan mereka baru berusia 36 hari atau disebut selapan. Namun kedua mempelai tersebut bersikeras pergi dengan resiko apapun yang terjadi di perjalanan.

Ketika di tengah perjalanan keduanya dikejutkan dengan hadirnya Joko Lelono, yang tidak jelas asal-usulnya. Nampaknya Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati, dan berusaha merebutnya. Akibatnya perkelahian antara Joko Lelono dengan Raden Baron Kusumo tidak terhindarkan. Kepada para pembantunya atau disebut juga puno kawan yang menyertai kedua mempelai tersebut, Raden Baron Kusumo berpesan agar Dewi Anjarwati disembunyikan di suatu tempat yang terdapat di Coban atau air terjun. Perkelahian antara Raden Baron Kusumo dengan Joko Lelono berlangsung seru dan mereka berdua gugur. Akibatnya Dewi Anjarwati menjadi seorang janda yang dalam bahasa jawa disebut Rondo. Sejak saat itulah Coban atau air terjun tempat bersembunyi Dewi Anjarwati dikenal dengan COBAN RONDO. Konon batu besar di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri yang merenungi nasibnya.

Sore hari Setelah puas menikmati indahnya coban rondo dan tak lupa berfoto-foto kami bersiap untuk pulang ke malang. Besok hari senin kami harus melanjutkan rangkaian tugas yang telah direncanakan dari jakarta. Terima kasih coban rondo…..

0 komentar:

Posting Komentar