Dalam pertarungan yang berlangsung 12 ronde penuh di Toyota Center Houston, Texas, AS, Sabtu malam waktu setempat (28/2) atau Minggu pagi kemarin (1/3) WIB, Chris John harus puas dengan hasil seri saat meladeni petinju tuan rumah, Ricardo ''Rocky'' Juarez.
Tiga hakim juri memberikan nilai sama kepada kedua petinju, 114-114. Ketiga hakim yang seluruhnya dari Amerika itu adalah Tom Miller, Raul Diaz Senior, dan Levi Martinez. Begitu pula wasit yang memimpin pertarungan itu, Laurence Cole, berasal dari AS.
Dengan hasil seri itu, Chris John masih berhak memperpanjang statusnya sebagai jawara kelas bulu dari badan tinju tertua di dunia tersebut. Sukses Chris John mempertahankan gelar mendapat sambutan cukup meriah masyarakat Indonesia yang menyaksikan langsung dari arena pertarungan tersebut. Sang saka Merah Putih pun sempat dibentangkan di atas ring tinju setelah pertandingan. Ini kali ke-11 Chris John berhasil mempertahankan gelarnya.
Hasil imbang itu tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan. Chris John tampil mendominasi sejak ronde pertama. Bahkan, pada ronde kelima, Juarez lebih dulu mengalami luka robek di atas mata kiri. Menjelang ronde terakhir, pertarungan berlangsung ketat dan keduanya sering bertukar pukulan. Hingga akhir pertandingan di ronde ke-12, pipi kanan Juarez pun ikut bengkak. Sedangkan bagi si Naga yang menggunakan celana putih, hanya darah mengalir dari luka di hidung.
Setelah pertandingan, Chris John tak mampu menyembunyikan kekecewaannya. Saat ditanyai presenter HBO, stasiun TV yang menyiarkan langsung pertandingan, Chris John hanya berkomentar singkat. "Saya kira saya menang dengan mudah. Saya mampu mendominasi pertarungan. Tapi, kalau memang hasil ini seri, what I can say (saya bisa bilang apa)," ujarnya.
Kekecewaan petinju kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, 29 tahun lalu itu berlanjut saat konferensi pers. Saat itu Juarez mengenakan kacamata hitam untuk menutupi mukanya yang membengkak. Sebaliknya, Chris John terlihat bugar. "Lihat wajah saya, semuanya baik-baik saja," kata Chris John lantas tersenyum. "Lihatlah wajah lawan saya. Anda bisa menilai sendiri (siapa yang menang)," lanjutnya sambil melirik Juarez.
Pada kesempatan yang sama, Juarez mengakui bahwa lawannya, Chris John, tampil cerdik. "Saya ingin merebut gelar juara di hadapan para pendukung. Saya mampu merebut ronde-ronde akhir dan saya kira saya telah menang. Namun, dia bertarung dengan cerdik. Semua ini salah saya," ujarnya.
Dari sisi ring, petinju ternama yang juga promotor pertandingan, Oscar De La Hoya, tampak menunjukkan ekspresi kecewa dengan hasil seri itu. Pemilik perusahaan Golden Boy Promotion itu menjanjikan pertarungan ulang antara Chris John dan Rocky Juarez
Bukan hanya di Houston, para tokoh dan mantan petinju yang hadir dalam Nonton Bareng Chris John v Rocky Juarez, yang digelar Mall FX Senayan, Jakarta juga tidak puas. Mereka umumnya menganggap hasil tersebut kontroversial.
Mantan petinju nasional amatir kenamaan era 1980-an, Syamsul Anwar Harahap, menganggap keputusan hasil imbang yang diberikan ketiga hakim asal Amerika itu sebagai hal yang lumrah. Masalahnya, pertarungan diselenggarakan di kampung halaman Rocky Juarez. Petinju berdarah Meksiko itu memang lahir di Texas, 15 April 1980.
Sebelumnya, Rocky Juarez sudah empat kali bertarung memperebutkan gelar juara dunia. Namun, hasilnya dia selalu kalah angka. Menurut Syamsul, sangat wajar kalau pertarungan melawan Chris John menjadi tumpuan terbesar bagi publik Houston untuk melihat petinju pujaannya menjadi juara dunia.
Secara objektif Syamsul menilai pertarungan tersebut seharusnya dimenangkan Chris John. Dalam catatan Syamsul, Rocky Juarez hanya mampu merebut kemenangan 4 ronde, yakni ronde 2, ronde 5, ronde 11, dan ronde 12. ''Selebihnya, Chris John unggul di 8 ronde,'' kata pria yang juga dikenal sebagai pengamat dan komentator tinju itu.
Hasil seri yang diberikan ketiga hakim juri asal Amerika Serikat, kata Syamsul, karena mereka sulit memberikan kemenangan kepada Chris John mengingat jumlah pendukung Rocky Juarez membeludak
0 komentar:
Posting Komentar